Monday 10 November 2008

Jadi pulang ga?


oleh : wahyu

Dari hari kamis kemarin aku pingin banget pulang kerumah. Siang itu aku mengajak pacarku untuk mengantarkan aku pulang. Dan diapun mengiyakan tentunya jika tak hujan. Memang bulan-bulan ini lagi gencar-gencarnya hujan turun. Sore harinya alampun tak dapat berkompromi denganku. Hujan turun dengan derasnya sampai-sampai aku hanya menghabiskan waktuku dengan tidur siang dan keinginanku untuk pulangpun tertunda. Yah..mungkin besok aku bisa pulang.

Masih terfikirkan dengan rumah, akupun berniat untuk pulang hari ini. Tapi lagi-lagi hujan tak kunjung berhenti. Ah…padahal uang saku uang mepet banget. Hari berikutnya aku harus benar-benar pulang!

Pagi itu aku menelfon pacarku, namun beberapa kali aku telf tak diangkat juga. Mungkin masih tidur. Siangnya, sebelum aku berangkat ujian, pacarku pun menghubungiku. Dengan nada yang cepat, dia menanyakan apa aku bisa ikut keacara open house yasnaya poliana di ketenger. Ya, tentu saja aku tak bisa karena ujian. Niatku mengatakan keinginanku pulang pun terputus seiring putusnya hubungan telf kami. Ah…menyebalkan.

Akhirnya, dikampus aku meminta satu sms kesalah satu temanku. Dan sms kepacarku : “ sebenarnya tadi ade telf bukan mau mengaakan perihal ikut atau engganya ke ke Tenger, tapi ade mau bilang kalo ade pingin pulang. Api ya udah lah gpp.” Dan diapun membalas smsku bahwasanya jika memang ade pingin pulang ya ayo, ntar ya abis acara mas selesai, jam 3an.

Aku pikir dengan kata-kata “ntar jam3an ya” dia bakal kekosku langsung. Aku tunggu sambil nonton film dikamar kos temenku sampai jam 16.30 an. Akhinya aku menelfon dia, tapi tak diangkat juga. Dengan perasaan marah juga sedih akhirnya aku masuk kamar, mencoba menghilangkan semua dengan nonton filmnya Diego Luna. Uh..beberapa kali pacarku menelfon balik, tapi tak kuangkat. Dia juga sms, dengan nada smsnya yang seperti biasa “jadi pulang de?”. Ah…bego banget si pacar ku. Perasaan dari kemarin aku minta pulang masih juga nanya.

Malamnya dia telfon lagi, sekali itu aku angkat. Dia tanya apa aku di kos atau dirumah. Aku menjawab dikamar, entah dikamar rumah atau dikamar kos. Setelah itu telfon aku tutup begitu saja. Beberapa menit kemudian dia datang kekos. Dan lagi-lagi dia nanya ‘jadi pulang?’. Males banget denger kata-kata itu. Akhirnya aku hanya menghabiskan malam itu berkeliling Purwokerto.

Hari minggunya, tumben dia dating kekos pagi-pagi. Pertanyaan yang samapun terlontar dari mulutnya ‘jadi pulang?’ aku kira hari itu benar-benar mau pulang. Dia menyuruhku bergegas mandi dan menyiapkan diri, aku udah bawa titipan adeku yang mesti dibawa pulang dll. Namun entah bagaimana ia berfikir sampai akhirnya kita hanya nonton film dikosnya. Dan malamnya pertanyaan samapun dilontarkan ‘jadi pulang ga de?’ ah…bosan mendengar pertanyaan yang sama dan aku hanya mengatakan ‘terserah!’ dan akhirnya malam itu akupun tak jadi pulang lagi.

Dan sampai sekarang aku belum bisa pulang, tak punya uang juga. Mengenaskan!.[]

Tuhan pun Ikut Bingung


oleh : wahyu

Kalimat diatas merupakan salah satu judul buku karya Sholichul Hadi yang diterbitkan pada tahun 2005 oleh penerbit Aura. Buku ini banyak membahas masalah-nasalah yang dialami para remaja saat ini misalnya nge-drak, pacaran, free sex, mode, pesta dll. Namun disini saya tak akan menceritakan kembali atau mengulas tenang buku ini, hanya saja ada beberapa kalimat yang membuat saya kurang sreg dengan buku ini.

Sebenarnya saya sendiri kurang paham dengan penciptaan buku ini. Apa memang merupakan wujud keprihatinnan terhadap kondisi remaja yang kata penulis carut-marut, atau ingin memberikan peringatan terhadap remaja akan keadaan ini. Silahkan saja jika memang demikian. Namun seperi apa yang sebelumnya saya katakan ada beberapa kalimat yang saya kurang sepakat dengan tulisan ini. Misalkan saja:

Pada tulisan yang berjudul dugem ada sebuah kalimat “tontonan dan segala macam hiburan yang menggairahkan tersaji dalam dugem, dandanan yang syur, seksi, dan bahkan setengah bugil pun bisa dinikmati dengan mata telanjang. Pokoknya semuanya bikin birahi dan konak ‘on!’.(hal 7)”.

Di judul lain [cinta dan pacaran]Ada pula kalimat lain yang setipe “...mereka suka pamer perhiasan, pamer kecantikan, bahkan pamer keseksian dan kemolekan tubuhnya yang sangat menggiurkan. Sehingga laki-laki yang tak kuat iman pun akan mudah tergoda”.

Dihalaman berikutnya juga diungkapkan HR. Bukhari yang mengungkapkan bahwa “tak ada satu cobaan sepeninggalanku yang lebih berbahaya bagi kaum laki-laki yang melebihi bahayanya, cobaan yang berhubungan dengan soal wanita.

Dijudul selanjutnya [free sex dan kumpul kebo] diungkapkan lagi HR. Muslim “ sesungguhnya dunia ini sangat manis, Allah menyerahkan pada kamu untuk melihat bagaimana kamu berbuat, karena itu berhati-hatilah pada wanita. Sesungguhnya fitnah pertama Bani Israil terjadi karena wanita”.

Kenapa saya kurang sreg dengan kalimat-kalimat diatas? Pada kalimat yang pertama sampai keempat, sering kali yang menjadi pokok permasalah adalah perempuan dan yang dipersalahkan juga wanita. Jika kita mau melihat secara detail banyak juga laki-laki yang yang dalam kesehariannya setengah telanjang, mereka mempertontonkan aurat, mengapa jarang bahkan tak ada yang menyalahkan mereka. Yang namanya wanita pakai baju tertutup atau terbuka tetap saja keliatan cantik dan juga seksi. Siapa yang akan menjamin bahwa orang berjilbab tak akan digoda laki-laki?

Wanita menjadi penggoda? Mengapa selama ini sampai ada image yang demikian? Sebenarnya siapa yang membuat image demikian? Laki-laki. Jika ada seorang laki-laki bertemu dengan seorang wanita, siapa si yang biasa lebih dulu menggoda? Laki-laki bukan? Dan jika seorang laki-laki tergoda dengan kecantikan wanita itu, kenapa si, kita mesti menyalahkan wanita itu karena telah memicu syahwatnya? Kenapa bukan menyalahkan Tuhan yang menciptakan wanita secantik ini.

Apalagi dalam HR. Buhari diatas yang mengatakan bahwa wanita merupakan bahaya paling bahaya laki-laki. Apa ia demikian. Padahal, siapa si yang mempunyai potensi lebih untuk mengancam, siapa yang bisa melakukan pemerkosaan? Tentunya laki-laki. Dan jika mau seimbang, semua [wanita/laki-laki] berpotensi untuk menjadi ancaman. Jika hadis tersebut memang benar, kenapa masih ada laki-laki yang mau menikah dengan wanita dan mengapa ngga sekalian aja jauh-jauh dari wanita. Apa lagi dihadist selanjutnya wanita lagi-lagi dijadiin kambing hitam. Wanita penyebab fitnah. Ah, munafik kalian!

Terakhir, saya hanya ingin mengungkapkan kegelisahan selama ini. Kita, baik wanita maupun laki-laki mempunyai kedudukan sama dimata Tuhan. Dan sama-sama berpotensi untuk berbuat buruk ataupun baik. Jika selama ini masih banyak yang menggunakan teks-teks yang demikian, saya pikir itu merupakan bentuk pelarian tanggung jawab laki-laki.[]

Wednesday 5 November 2008

Maling Sialan


oleh : wahyu

Akhir-akhir ini suasana kos begitu panas. Banyak hal-hal yang tak diinginkan terjadi. Pencurian beruntut menimpa teman satu kos kami. Awalnya ada salah satu teman kami –Woro- kehilangan sejumlah uang sebanyak Rp 200.000. kali ini warga kos menduga yang mencuri tak lain anak dalam kos sendiri. Setelah beberapa saat ada semacam drama untuk mengungkap siapa yang mengambil uang tersebut. Kita pura-pura mengadukannya pada salah seorang dukun (orang pintar). Drama pun kita jalankan, satu pagi menjelang sahur, salah satu penghuni telah membawa air yang konon dari orang pintar. Air tersebut telah diberi jampi-jampi yang barang siapa yang mengambil uang tersebut dan meminum air itu akan sakit dan tak akan tenang. Alhasil ada seorang anak yang secara sepontan memuntahkannya lagi di toilet. Kita semakin curiga, karena memang sebelumnya anak tersebut sering kali kel;uar masuk kamar Woro. Keesokkan harinya anak tersebu benar-benar sakit dan pada malam harinya ia pun mengakui perbuatannya dan mengembalikan uang yang ia ambil.

Selang beberapa minggu, ada kejadian kehilangan lagi. Kali ini menimpa anak yang telah mengambil uang Woro. Kejadian itu dialaminya ketika ia sedang pergi kewarnet sebelah kos bersama teman sau kosnya. Namun HP tak dibawanya, namun dititipkan dikamar temannya yang berada di barisan kamar paling depan. Kejadian itu berlangsung sekitar pukul 23.00 wib. Dan yang dijadiin tersangkapun orang dalam. Anak itupun tak terlalu mempermasalahkan hal tersebut, karena dia sendiri sadar munkin tak akan ada yang akan peduli pada ceritanya.

Untuk ketiga kalinya, kejadian samapun dialami pemilik kamar paling depan. Ketika itu, ia baru saja pulang, entah dari mana, dia baru pulang pukul 2 dini hari. Kebetulan yang membukakan pintu depan aku. Setelah itu, akupun kembali kekamar dan tidur. Didalam kamarkupun ada dua saudara dari Pekalongan yang sengaja main ingin liat Baturaden.

Dan pagi hari, tepatnya pukul 4 pagi, Novi gedor-gedor pintu kamarku. Sentak aku kaget dan langsung keluar. Dan dengan nada panik dia mengatakan bahwa HP-nya ilang. Dengan sedikit menahan kantuk aku pun menanyakan ‘ko bisa?’. Dan diapun menceritakan bahwa seusai ia masuk kosan, dia keluar lagi kewarnet, pintu kamar dan pintu depan tak dikunci. Beberapa kali, ia pun menghubungi no-nya namun tak ada jawaban. Setelah itu akupun menanyakan mau seperi apa? Apa kamu ingin meriksa orang-orang yang ada didalam kos? Novi mengiyakan. Dan akhirnya kamipun sepakat untuk saling membangunkan dipagi harinya. Dan akhirnya iapun keluar keempa temannya, mungkin ingin mencari ketenangan.

Dipagi harinya, aku bangun lebih awal, ternyata Novi belum juga pulang. Namun aku tetap membangunkan teman-teman satu kos dan menceritakan kejadian semalam. Aku sendiri ak menuduh anak dalam. Apa lagi saat itu yang berada di kos hanya ada empat anak (Novi, Rini, Woro, dan aku ). Kita pun memutuskan untuk memeriksa masing-masing kamar. Dan alhasil, memeng tak ditemukan HP apapun kecuali memang milik mereka sendiri.

Paginya, ibu Novi menelfonnya, dan tentunya dengan naluri keibuannya, tetap mengatakan bahwa yang mengambil HP tersebut adalah teman satu kos. Beberapa pakaian kotor yang ada dibelakang pun kami perikasa, dan tetap tak membuahkan hasil apa-apa.

Setelah beberapa hari, katanya dia telah menanyakannya pada orang pintar –ngga tahu bener-bener pintar apa engga-. Dan apa yang terjadi? Konon katanya yang nganbil itu aku. Katanya semua ciri-ciri menjurus kearahku. Katanya dia bekerja sama dengan orang luar yang tak mungkin menolak keinginan cewek cantik. Wah… untuk kata yang terakhir aku sangat senang tapi selebihnya tentu tidak.

Kaget juga kecewa sebenarnya, udah kenal lama, kenal bukan sehari-dua hari ko tega sekali pada nuduh yang engga-engga. Kenal bukan jaminan juga buat engga nyuri, tapi aku bukan tipikal orang yang demikian lah. Yang namanya nyolong kan nama baik yang bakal dipertaruhkan.

Selah beberapa minggu, aku pun mendapat tuduhan yang sangat amat jelas, lewat sms tentunya. Sms itu berbunyi ‘wahyu!kembalikan HP teman kamu yang kamu ambil!jika tidak perut kamu akan busung!dan jika kamu malu kembalikan ketempat semula’. Marah bukan main aku ini, sampai-sampai ingin aku keluar dari kuliah yang sedang aku jalani. Aku langsung aja sms ke Firdaus supaya dia siap-siap setelah aku pulang kuliah aku bakal kumpulin semua anak kosan.

Tiap aku ingat sms itu pingin rasanya aku maki-maki orang yang mengirimkan sms. Namun sayangnya sampai hari ini belum ada yang mengakui siapa yang mengirimkan sms tersebut. Dasar pengecut!

Dan, ada lagi satu anak baru yang masuk kekosan. Katanya baru semalam aja di kosan HP-nya langsung ilang juga uang sebesar Rp 85.000. Padahal uang tersebut berada di dompet dalam. Dan kemarin, dia juga kehilangan HP lagi, kali ini jelas orang luar yang ngambil, karena dipagi harinya cesannya tengah bergelantung diluar jendelanya. Dan yang bikin kita ngga habis pikir lagi, dia mengungkapkan bahwa kejadian tersebut sama persis ketika HP Novi hilang. Jadi pada dasarnya Novi itu paham bahwa yang mengambil HP-nya adalah orang luar. Namun mungkin karena dia tak mengungkapkan semuanya, padahal penting jadilah orang dalam seperti aku jadi sasaran. Ditambah lagi mereka lebih percaya dengan ‘orang pintar’ dari pada logika. Dasar ‘orang pintar’ bohong, dipercaya?.[]

Kosan


oleh : wahyu

Beberapa hari ini kosan cukup ramai. Memang ada satu anak yang cukup rame, mungkin rada sedikit autis, hehehe. Setelah kejadian salah tuduh [fitnah] kosan seakan terbagi jadi dua kubu, yang satu antara aku, irna dan juga gustin, 5-7 diantaranya jadi kelompok mayoritas tukang nggosip [salah satunya penyebab fitnah] dan ada juga yang sana sini oke namun tetap masuk mayoritas.

Kosan bertambah ramai lagi dengan kedatangan salah satu teman Woro bernama Cecep. Konon dia bisa meramal, intinya dia mempunyai kemampuan supranatural. Tapi entahlah, sebenarnya aku kurang percaya dengan hal yang demikian. Mungkin saja dia hanya ingin mencari perhatian orang.

Beberapa hari terakhir, Cecep teman Woro itu sering kali datang. Disambutlah dia dengan suka cita oleh mayoritas penghuni kosan tentunya aku tak masuk dalam bagian itu, mungkin karena bawaannya dia mobil sehingga sambutan begitu hangatnya. Konon katanya orangnya juga royal, minta apapun dikabulkan. Entah bercanda apa, sampai-sampai tawa keras keluar dari bibir yang indah itu, hahaha, saking seringnya sampai aku harus menutup telinga ini jika ingin tidur. Tiap kali aku lewat semua diam, entahlah mungkin aneh melihat orang cantik melintas dihadapannya.

Sore itu, sebenarnya aku pulang kerumah. Namun kadang aku masih tetap dapat kabar tentang kos tercintaku ini. Kata Irna, malam itu anak mayoritas berniat happy-happy, kebetulan malam itu laydist night-an disalah satu diskotik di Purwokerto. Sedari sore mereka telah bersiap diri, dari mempersiapkan baju yang akan mereka pakai, make-up, dsb. Ee sampai malam larut, Cecep ngga menepati janjinya dan akhirnya mereka menghabiskan malam jumat itu dengan berdiam diri di kosan.

Keesokan harinya, orang yang bernama Cecep itu datang lagi. Kali ini dia mengajak makan-makan diluar lagi. Buntos jadi tujuan mereka kali ini.

Dan malam ini, ada salah satu anak kos yang ulang tahun, Novi namanya. Entah acara apa yang mereka siapkan, sampai di jam 22.33 wib mereka masih ngumpul di ruang tamu dengan Cecep juga. Setengah jam yang lalu, mereka keluar sebenar. Aku kira mereka mau pergi kongkow-kongkow diluar sekalian ngrayain ultahnya Novi. Tapi ternyata mereka balik lagi kekos. Dan bikin kegaduhan seperti malam-malam sebelumnya.

Sebenarnya, aku tak keberatan dengan tingkah mereka jika masih dalam batas-batas kewajaran. Aku pikir banyak orang yang akan merasa keberatan seperti saya. Misalnya saya ibu Padmo [rumah makan], mengeluhkan terlalu bebasnya kos kami. Pada dasarnya kos kami memang sudah bebas sedari dulu. Namun jika dulu masih ada rasa rikuh pada tetangga kini hampir tidak sama sekali. Ada peraturan gerbang jam 10.00 wib keatas ditutup yang artinya tamu laki-laki usai jam kunjung pun kini tak demikian lagi. Padahal kita tak membatasi jam malam hanya saja jika waktu menunjuk pukul 10.00 wib tidak lagi diperkenankan tamu berkunjung.

Hal pertama yang dapat kita lihat, sepertinya mereka mengalami culture shock ketika mereka menghadapi lingkungan dan situasi baru yakni lingkungan kos-kosan yang sebegitu bebas. Menjumpai peradaban yang baru mereka kenal, seperti buntos; chess; karaokean dsb, sehingga tak cukup sekali mereka ceritakan bahkan intonasi keras mereka gunakan, seakan-akan mengumumkan pada dunia mereka.

Kedua, kita dapat melihat bagaimana relasi antara kedua belah pihak. Anatara Cecep dan anak kos mayoritas. Apa si yang diharapkan oleh seorang Cecep dengan makanan, jasa mobil dan kemampuan supranaturalnya? Ya, tentunya prestise. Seperti seorang bintang yang dikelilingi oleh penggemar-penggemarnya. Dikelilingi wanita-wanita yang mau saja dibawa kemana-mana merupakan kebanggaan tersendiri bagi sebagian laki-laki. Sampai dia rela mengorbankan/mengamalkan sebagian uang sakunya untuk mengajak makan atau jalan-jalan anak satu kossan.

Ya, geger budaya memang sering kita alami namun semestinya kita hadapi dengan arif dan kebanggaan seperi yang didapatkan Cecep tentunya bisa diraih dengan berbagai macam cara. Dan masing-masing individu mempunyai cara bagaimana dia mengaktualisasikan drinya pada dunia ini.[]

Interview

oleh : wahyu

Malam itu, tepatnya pukul 2 pagi, ada satu sms tentang panggilan interview disalah satu café di Purwokerto, tarohlah café ‘BW’. Aku cukup senang, dan esoknya akupun memenuhi panggilan tersebut.

Disiang hari café itu terlihat sepi, hanya ada beberapa orang yang sedang menikmati minuman dan juga fasilitas hot spot. Ada juga anak satu kampus yang sedang asik ngobrol dengan temannya. Akupun berjalan menuju kasir dan menanyakan perihal interview itu. Lalu akupun dipersilahkan untuk menunggu beberapa saat sambil menikmati minuman yang telah aku pesan sebelumnya.

Seelah beberapa saat, aku dan empat pelamar lainnya pun dikumpulkan dalam satu meja. Masing-masing mencantumkan nama dan profesi yang akan kita ambil. Aku menempati urutan ketiga dari daftar nama, dan aku sendiri melamar sebagai seorang waiters.

Seelah beberapa saat, akhirnya akupun dipanggil. Rasa deg-deganpun tak bisa aku elakkan. Pantaslah, baru kali ini aku memenuhi panggilan interview. Akupun berusaha menghilangkan rasa itu. Berkali-kali aku berfikir ‘ini hanya wawancara biasa, nyante aja, anggep yang ada didepanku itu teman’. Setelah duduk dan bertatap muka dengan pewawancara, dia pun mulai melonartarkan pertanyaan-pertanyaannya.

Awalnya dia menegaskan namaku, setelah itu iapun mulai menanyakan tentang kuliahku –semester berapa, ngambil berapa sks, dll-. Lalu diapun menceritakan bagaimana capainya kerja di café ‘BW’ kerja dari jam 15.00-23.00 wib atau 17.00-01.00 wib, belum lagi harus kuliah di pagi harinya. Aku bisa saja bolak-balik beberapa kali untuk satu pelanggan. Dan aku juga bisa mengalami beberapa masalah dengan pelanggan, semisal digodain atau diomelin.

Setelah itu, ada satu pertanyaan yang membuatku sedikit canggung, bukan pertannyaannya sebenarnya tapi ilustrasi yang dia berikan, ‘ apa yang dapat kamu berikan pada café ‘BW’ jika kamu diterima?’ dan dia pun mengikutinya dengan pemisalan ‘apa kamu bisa menggoda pelanggan sehingga mereka senang datang ke café ini’. Sentak aku kaget juga binggung, apa ini hanya contoh atau malah arahan bagi aku untuk bertindak demikian. Aku pikir hal yang bisa aku berikan semacam loyalitas atau apalah, sampai akhirnya aku menjawab bahwasanya aku punya banyak teman yang dapat aku ajak datang ke cafe ini, ya promosi lah. Dan untuk gaji, sebenarnya saya menuntut gaji sesuai umr Purwokero, namun aku sendiri sadar tak mungkin sandar itu dapat dipenuhi, dan ternyata benar mereka hanya mampu memberikan upah sebesar Rp 300.000 perbulan.

Dan akhirnya interview itupun selesai dan katanya jika diterima aku akan diberitahu lewat telfphone sebelum bulan November.

Malamnya, temanku menanyakan perihal interview yang telah aku lalui tadi siang. Aku sempat mengatakan bahwa interviewnya biasa aja, dan sedikit bertentangan dengan hati nurani. Aku merasa sakit hati ketika ada kata-kata menggoda dalam proses tadi siang. Apa iya, kata-kata itu dilontarkan dalam proses itu. Apa ini sebuah arahan? Jika iya, apa mesti demikian? Apa semua pengunjung yang datang benar-benar menginginkan hal yang demikian?, padahal jika kita amati, pengunjung yang datang bukan semata-mata ingin digoda oleh pelayannya. Bisa saja pengunjung hanya ingin menikmati suasana dan fasilitas yang ada di café itu. Salah satu temanku pernah mengatakan bahwa café itu enak karena ada fasilitas free hot spot, dia bisa saja buka internet berjam-jam hanya dengan membeli minuman, bukankah itu sangat menguntungkan bagi mereka. Bukan kerana mereka ingin menikmati godaan waters-waitersnya. Tak terasa air mata inipun jatuh, sedih resanya diperlakukan demikian. Padahal, kita (waiters) seharusnya kan memperoleh jaminan keselatan. Misalnya saja jika kita digoda oleh pelanggan, mereka (perusahaan) seharusnya membela atau melindungi kita, bukan malah mengarahkan kita untuk menggodanya.

Aku pikir, gaji yang mereka tawarkan juga dibawah sandar, tapi tuntutan yang mereka ajukan sangat tak manusiawi. Kenapa tak memberlakukan system kerja kekeluargaan, toh kita sama-sama membutuhkan. Bukannya malah menekan pekerja sedemikian rupa.[]

Hanya Mimpi


oleh : wahyu

Pagi itu aku berniat untuk mengunjungi sebuah kota kecil di Purwokerto. Semua telah kupersiapkan. Bekal untuk seminggu berada disana, pakaian lengkap dengan peralatan mandi. Setelah pukul 9.00 wib akupun berangkat menggunakan jasa angkutan umum, maklum tak punya cukup banyak uang untuk membeli kendaraan pribadi, tapi bisa ngurangin polusi juga kan?

Ternyata tempat itu cukup jauh, aku mesti menempuh perjalanan selama satu jam lamanya. Uh… cape juga, aku pun meneruskan perjalanan menyusuri jalan setapak. Disebelah kanan ada sebuah sungai yang sangat jernih. Dan disebelah kiri ada bukit yang indah pula. Angsa berenang disepanjang sungai itu dan berbagai macam bunga tumbuh di bukit kecil itu. Tempat itu sangat sejuk, namun disepanjang perjalanan jarang sekali aku temui orang yang melintasi jalan itu.

Kakipun terasa lelah, aku putuskan untuk beristirahat sejenak. Kebetulan warung kecil yang berjualan. Akupun memesan es teh pada seorang lelaki yang berjualan. Tanpa aku tanya, lelaki itu menawarkan beberapa jasa antara lain jasa untuk mengantarkan aku ketempat tujuan. Tapi aku tolak, karena memang aku sendiri hanya ingin jalan-jalan ditempat itu.

Beberapa saat kemudian, akupun melanjutkan perjalannan. Beberapa kali aku menemui pedagang serupa, pedagang yang semuanya lelaki. Di ujung jalan, terlihat pemukiman, akupun masuk kepemukiman itu. Beberapa lelaki terlihat sedang membersihkan rumah mereka. Dan ada satu rumah yang paling indah dan juga megah, akupun menuju rumah itu. Karena rumah itu cukup menarik, banyak perempuan yang sedang bermain dihalaman depan. Akupun menyapa mereka. Senyum manis menyambut kehadiranku. Mungkin memang mereka sangat menerimaku.

“Sebenarnya kota apa ini?” tanyaku pada seorang gadis yang menyambutku. “Kebanyakan orang menamai kota ini dengan kota X. Kota ini sangat cantik kan. Semua fasilitas bagi perempuan ada. Tapi kota ini memiliki jumlah perempuan yang relatif lebih sedikit dari jumlah laki-lakinya. Sekarang jumlah perempuan yang berada dikota ini sekitar 30 orang dan laki-lakinya mencapai 100 orang.” Jawab perempuan itu. Beberapa saat kemudian barulah kami berkenalan Jani namanya. “Kenapa bisa?” lanjut peranyaanku. “Entahlah, mungkin takdir Tuhan, ketika aku lahir keadaan kota telah demikian. Kota ini merupakan surga bagi kaum perempaun. Kamu pasti akan senang berada dikota ini”. “Oh ya?” Jawabku. “Ya, disini kamu tak perlu melakukan apa saja, semua pria akan senang melayanimu, mereka melakukan semua pekerjaan, kamu bisa dengan bebas bersenang-senang dengannya tentunya tak ada yang akan mengecewakanmu. Disini juga ada aman yang berisikan berbagai buah dan bunga yang cantik, kolam madu dan susupun tersedia disini”.

Akupun disediakan tempat istirahat, beberapa saat kemudian ada beberapa pria yang merapikan kamarku dan menyiapkan semua kebutuhanku. Semua fasilitas ada. Wow… aku sangat senang tentunya.

Diacara makan malam dengan Jani dan perempuan lainnya juga aku merasa menjadi ratu, apapun disediakan dan dilayani oleh laki-laki yang sangat tampan, , salah satunya ada yang bernama Angga. Dia cukup tampan, kulitnya putih – badannya tegap dan tinggi, hidungnya mancung dan bibirnya sangat manis, melebihi ketampanan artis. Bikin deg-degan juga hehe. Jani pun menyadari kalau aku tertarik padanya, janipun menyuruh Angga menemaniku setelah makan malam usai.

Seusai makan malam dengan ditemani Angga yang sangat cute, ngliat bintang, owh…bikin aku merasa memiliki tempat ini. Ingin rasanya berada disini untuk selamanya. Janipun menghampiriku, “Nyaman kan? Kamu bisa memilih semua pria yang kamu suka setiap hari”. Aku hanya senyum. Akhirnya akupun menghabiskan malam itu berdua dengan Angga.

Dipagi harinya, ketika aku terbangun. Angga tak ada didekatku. Suasana sangat berbeda, seperti tak asing bagiku, kamar kosku! Oh tidak, ternyata aku hanya mimpi.[]

Perjanjian Pra-Nikah


oleh : wahyu

Pernikahan merupakan ikatan dua insan dengan mengucapkan janji pernikahan, untuk mengarungi hidup bersama. Membentuk suatu keluarga yang bahagia atau keluarga yang sakinah mawadah. Hal itulah yang diidamkan setiap pasangan pada awal pernikahan.

Sampai saat ini pernikahan masih dianggap menjadi suatu yang sakral atau suci. Mungkin hal itu memang benar, manakala awal pernikahan, ketika janji suci dua insan ini terucap dalam ijab kobul, dalam hati masing-masing pastilah demikian. Namun tak ada yang dapat menjamin pula, bahwa ketika pernikahan akan berjalan sebagaimana kita harapkan atau bahkan akan pupus ditengah jalan. Ada sekian banyak masalah yang menanti dalam sebuah pernikahan. Dari masalah yang cukup simple sampai yang paling rumit sekalipun.

Siapa yang akan menjamin, kalau suami atau istri kita benar-benar setia pada kita, tak akan melakukan kekerasan pada kita dan tak akan menceraikan kita? Tak ada.

Hal ini yang kadang banyak terlupakan oleh banyak orang ketika mereka mengucapkan janji pernikahan. Atau mungkin memang kesakralan pernikahan yang selama ini dijaga dan orang enggan untuk membicarakan masalah diatas. Dan sebenarnya apa yang kita butuhkan dalam menanggapi masalah tersebut?

Perjanjian Pra-Nikah Sebuah Solusi

Kita sadar bahwa yang namanya pernikahan tak munkin tak ada masalah. Dan karena itu pula kita seharusnya memikirkan bagaimana cara untuk mengatasi kemungkinan-kemungkinan tersebut. Apa lagi masalah yang kini munculpun semakin komplek. Ada semacam langkah prefentif yang harus dilakukan oleh pasangan yang hendak melangsungkan pernikahan. Misalnya saja dengan membuat perjanjian pra-nikah.

Prenuptial Agreement atau perjanjian pra-nikah adalah perjanjian yang dibuat sebelum dilangsungkannya pernikahan dan mengikat kedua calon mempelai yang akan menikah, isinya mengenai masalah pembagian harta kekayaan diantara suami istri yang meliputi apa yang menjadi milik suami atau isteri dan apa saja yang menjadi tanggung jawab suami dan isteri, ataupun berkaitan dengan harta bawaan masing-masing pihak agar bisa membedakan yang mana harta calon istri dan yang mana harta calon suami, jika terjadi perceraian atau kematian disalah satu pasangan [Tina Mariam SH].

Mungkin banyak yang berpendapat bahwa perjanjian pra-nikah hanya sebuah perjanjian yang hanya mempersoalkan harta kekayaan yang dimiliki masing-masing. Namun sebenarnya perjanjian pra-nikah bisa saja menyangkut hal lain. Misalkan saja masalah poligami, masalah kekerasan dalam rumah tangga atau kesepakatan-kesepakatan lain antara pasangan itu.

Perjanjian pra nikah ini sebenarnya akan banyak bermanfaat bagi perempuan, dimana sampai detik ini perempuan banyak mengalami diskriminasi dan ketimpangan. Akan ada hubungan yang seimbang antara kedua belah pihak, akan saling menjaga terutama menjaga hak atas perempuan yang selama ini banyak dihilangkan.
Tentunya dalam pembuatan perjanjian pra-nikah pun tetap harus menjaga hak dan kewajiban kedua belah pihak, dan tentunya harus adil. Jangan sampai dalam pembuatan perjanjian pra-nikah pun ada dominasi salah satu pihak dan hanya menguntungkan salah sau pihak.[]

About Me

Saya seorang perempuan. Tepatnya seorang manusia. Seperti kalian ...

YM State

Buku Tamu


ShoutMix chat widget
Template by KangNoval & Abdul Munir | blog Blogger Templates